Kamis, 24 Maret 2016

Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman penulis yang seorang fresh graduated sejak beberapa bulan yang lalu. Bayangkan, selama beberapa bulan ke belakang ini penulis telah banyak mengikuti job fair dan melamar sana-sini, tapi tetap, yang namanya rezeki belum waktunya mau bagaimana lagi. Penulis merasa banyak problem dalam mencari pekerjaan, padahal penulis merasa bahwa penulis tidak banyak problem saat perkuliahan.

 ***

Semasa di perkuliahan, tak pernah terbayang proses mencari pekerjaan itu sangat sulit dan ketat. Mengingat proses perkuliahan yang menyenangkan membuat penulis sendiri pun tidak memikirkan bagaimana setelah lulus kuliah nanti. Ada satu guyonan yang sering dilontarkan penulis dan teman-teman, guyonan tersebut dalam bahasa sunda berbunyi "hayang gawe, tapi nu ngeunah", yang artinya ingin kerja, tapi yang enak. Nyatanya mencari pekerjaan tidak semudah mengucapkannya. Banyak runtutan proses yang harus kita lalui untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Namun sebelum semua itu, ada semacam gerbang keluar menuju dunia nyata dari perkuliahan. Gerbang itu adalah "wisuda", ya, wisuda. Proses yang "sesederhana" memindahkan anting-anting di topi toga ini telah banyak membuat para fresh graduated terbuai, terlena dengan euforia kelulusan atau wisuda.

Proses Wisuda Penulis
 Permasalahan utama seorang fresh graduated adalah manajemen waktu dan relasi. Lalu bagaimana dengan "skill" atau keahlian? jawabannya itu bisa dikesampingkan. Tanpa bermaksud sok tahu, tapi setahu penulis, orang yang sangat berbakat atau mempunyai banyak keahlian akan kalah dengan orang yang biasa-biasa saja tapi mempunyai relasi kuat di perusahaan yang sama-sama dilamar oleh keduanya. Hal tersebut dirasakan sangat miris oleh para frresh graduated. Kami merasa telah kuliah dengan benar dan sungguh-sungguh, tapi dengan mudahnya tergantikan oleh relasi.

Lantas bagaimana dengan manajemen waktu?, manajemen waktu di sini adalah tentang bagaimana para fresh graduated sebisa mungkin mengatur waktunya, agar tepat setelah wisuda proses mencari kerja sudah dapat langsung dilakukan. Tapi ironisnya, kebanyakan dari kami lebih memilih untuk berdiam diri dulu, menikmati momentum, menikmati masa-masa bebas kuliah tanpa ada kegiatan. Padahal masa-masa itu bisa dimanfaatkan untuk melengkapi persyaratan melamar pekerjaan, seperti membuat surat lamaran, CV, legalisir ijazah, transkip nilai, SKCK, dan lain-lain. Fakta di lapangan mengatakan sebaliknya. Bisa jadi di dalam mindset seorang fresh graduated adalah tentang berleha-leha dulu, baru setelah itu berusaha. Itu pemikiran yang kurang tepat dan bijak. Lebih bijak jika, boleh saja kita menikmati masa-masa bebas berleha-leha beberapa waktu setelah wisuda, namun jangan terlalu lama. Segeralah bangkit dari tempat tidur, nyalakan laptop, internet, cari pekerjaan, datangi perusahaan-perusahaan, dan bertanya pada teman-teman yang belum bekerja ataupun sudah.

Perlu diketahui bahwa relasi internal kampus, dalam kata lain hubungan para mahasiswa satu jurusan di kampus berpengaruh besar dalam mendapatkan pekerjaan. Salah satu contoh nyata terjadi pada kakak laki-laki penulis yang dulunya berkuliah di POLBAN, D3 jurusan teknik refrigirasi dan tata udara. Cukup kurang akrab tentang jurusannya, namun itu dapat kita dikesampingkan juga. Pasalnya tak lama setelah dia mengikuti kerja praktek program perkuliahan kampus, dia langsung ditawari untuk menjadi pegawai tetap di perusahaan di tempat dia kerja praktek. Kesempatan itu juga tak lepas dari peran para senior di kampusnya yang  setia mengabari para juniornya tentang lapangan pekerjaan. Dari situ penulis dapat menyimpulkan bahwa kesempatan mendapatkan pekerjaan antara D3 dan S1 adalah hal yang berbeda. Penulis berasumsi, keterikatan antara alumni D3 dan S1 cukup jauh berbeda. Sepengalaman penulis, urusan kabar-mengabari tentang pekerjaan lebih intens dan dekat di D3 daripada S1. Dekat di sini berarti para senior menawarkan pekerjaan yang memang sudah terbuka lebar peluangnya. Lain halnya dengan yang penulis alami, memang banyak yang menawarkan pekerjaan, tetapi sifatnya masih bersifat umum. Proses-proses penerimaan pekerjaan yang panjang tetap harus diikuti. Di balik relasi dan berbagai pernak-pernik di dalamnya, semua kembali lagi ke diri kita masing-masing. Apakah kita orang yang memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya, atau orang yang senang menunda-nunda, itu semua ada pada keputusan masing-masing individu.

Apalah artinya jika bekerja tidak sesuai dengan keahlian atau jurusan kita dulu saat kuliah. Apa gunanya kita lama-lama kuliah jika bekerja tidak sesuai jurusan. Fenomena bekerja tidak sesuai jurusan acap kali kita dengar. Semua terjadi mungkin karena jurusan yang kita ambil masih kurang akrab di telinga masyarakat atau bidang pekerjaannya yang belum ada. Sebagai contoh, penulis mengambil jurusan ilmu komunikasi dengan konsentrasi jurnalistik. Bayang-bayang dapat bekerja di stasiun televisi dan menjadi salah satu reporter atau news anchor jelas terlihat semasa berkuliah. Sayangnya, setelah lulus mendapatkan pekerjaan impian tidaklah seindah membayangkannya. Tingginya minat masyarakat pada media televisi dan media massa lainnya membuat profesi ini kebanjiran peminat. Terlebih pfofesi jurnalis, penyiar, atau profesi senada lainnya, rata-rata persyaratan lowongan ini adalah terbuka untuk semua jurusan. Itulah yang membuat kami jurusan jurnalistik cukup sulit mendapatkan pekerjaan yang jelas-jelas sesuai dengan jurusan kami. Penulis sering menjumpai para alumni yang bekerja di luar bidangnya. Kebanyakan dari mereka bekerja di berbagai bank, baik milik pemerintah ataupun swasta. Kenyataan yang cukup miris adalah sudah bersusah-susah belajar di perkuliahan, ujung-ujungnya mencari pekerjaan dengan kualifikasi semua jurusan.

Alternatif solusi untuk para fresh graduated dan penghilang gundah sesaat adalah job fair. Job fair sesungguhnya dalah pameran lapangan pekerjaan, bukan dalam arti penuh sebagai pembukaan lowongan kerja masal. Setelah mengetahui arti tersebut, barulah penulis menyadari bahwa tidak adanya hasil sama sekali dari sekian banyak job fair yang telah diikuti karena mungkin memang artinya pameran, bukan perekrutan. Tidak ada salahnya mencoba, tidak ada salahnya mengikuti setiap job fair yang ada. Tapi di sini kita harus berpikir jauh dan realistis. Untuk apa menghadiri job fair jika kita sendiri sudah ragu tidak akan mendapatkan pekerjaan. Dari sini yang harus dicermati adalah pihak mana yang mengadakan job fair, harga tiket masuk (gratis lebih baik), tempat job fair. Jika pihak promotor sudah dikenal, harga tiket masuk tidak terlalu mahal, dan diadakan di tempat yang besar, bolehlah kita datangi. Di dalam arena job fair harus dimaksimalkan dengan mengunjungi perusahaan yang sesuai jurusan kuliah, setelah itu carilah yang membuka lowongan untuk semua jurusan, jangan heran jika peminatnya membludak hingga antri sampai ke luar outlet perusahaan tersebut.

Problematika khas fresh graduated selanjutnya adalah tentang pengalaman kerja profesional. Pekerja yang berpengalaman pastilah lebih dilirik daripada seorang fresh graduated. Bisa digambarkan di sini bahwa kata-kata bijak "pengalaman adalah guru terbaik" memang benar adanya. Oleh pengalaman itulah para fresh graduated merasa didiskriminasi dan tersisihkan. Sebetulnya para fresh graduated tidak bisa dikategorikan benar-benar belum berpengalaman. Setidaknya fresh graduated juga merasakan pengalaman bekerja di bidangnya pada masa kerja praktek tuntuan perkuliahan. Namun tetap saja pekerja yang telah bekerja secara resmi di suatu perusahaan lebih diperhitungkan.

Esensi dari seorang fresh graduated adalah pada kata "fresh" yang berarti segar. Asumsi penulis kata segar tersebut mencakup segar ilmunya yang berarti ilmunya masih hangat atau masih mudah diingat. Segar semangatnya dalam mencari pekerjaan, segar dalam menatap masa depan, dan yang terpenting adalah segar mencari pengalaman kerja.

Senin, 03 Maret 2014

Kepraktisan dalam menggunakan internet tidak hanya dalam bersosial melalui media sosial, tetapi dalam menyiarkan suatu berita yang faktual, penggunaan internet dalam mencara berita sangat vital perannya. oleh karena itu ada beberapa website portal berita yang menjadi favorit pengguna internet, berikut dua diantaranya:

okezone.com

okezoneOkezone.com resmi dibuka untuk umum pada 29 Desember 2006 dan merupakan bisnis online pertama milik PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC), salah satu perusahan media terintegrasi yang di Indonesia. Selain Okezone, MNC juga memiliki dan mengelola bisnis media TV (RCTI, MNCTV, Global TV, SINDOtv), media cetak (Koran Sindo, Tabloid Genie, Tabloid Mom & Kiddie, majalah HighEnd, dan Sindo Weekly), media radio (Sindo Trijaya FM, Global Radio, Radio Dangdut Indonesia, V Radio), serta sejumlah bisnis media lainnya (mobile VAS, Manajemen artis, rumah produksi film, agen iklan, dll).

Okezone memberitakan hal-hal umum seperti: politik, peristiwa, internasional, ekonomi, lifestyle, selebriti, sports, bola, auto, teknologi, dan lainya. Okezone memiliki prosedur pelaporan paling lambat 20 menit s/d 1 jam dari lokasi kejadian.

Okezone.com resmi dibuka untuk umum pada 29 Desember 2006 dan merupakan bisnis online pertama milik PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC), salah satu perusahan media terintegrasi yang di Indonesia. Selain Okezone, MNC juga memiliki dan mengelola bisnis media TV (RCTI, MNCTV, Global TV, SINDOtv), media cetak (Koran Sindo, Tabloid Genie, Tabloid Mom & Kiddie, majalah HighEnd, dan Sindo Weekly), media radio (Sindo Trijaya FM, Global Radio, Radio Dangdut Indonesia, V Radio), serta sejumlah bisnis media lainnya (mobile VAS, Manajemen artis, rumah produksi film, agen iklan, dll).


Berdasarkan data yang diakses melalui alexa.com pada bulan Oktober 2008, Okezone.com mendapatkan peringkat ke 28 dari 100 peringkat teratas situs web terpopuler di Indonesia.


Referensi: http://id.wikipedia.org/wiki/Okezone.com


VIVAnews.com


vivanews
VIVAnews merupakan sebuah site portal berita yang dikelola oleh PT Viva Media Baru, yang merupakan anak perusahaan dari PT Visi Media Asia, Tbk yang merupakan perusahaan pengelola media pemberitaan televisi ANTV dan TVONE. Situs berita ini muncul pada tahun 2008 pada tanggal 17 Desember dan sekarang telah menjadi salah satu situs portal berita paling popular di Indonesia, bersaing dengan Detik com, Okezone, Kompas, Tempo, dan Kapanlagi dot com. Pada tahun 2011 situs VIVAnews meraih peringkat ke 876 pada Alexa rank.


Di situs ini tersedia berbagai fitur. Ada fitur streaming tv, yaitu TVONE, lalu ada fitur forum, berita dari politik hingga hiburan yang up to date dan banyak lagi. Tersedia dua bahasa untuk situs ini yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dan situs ini memiliki slogan Indepth & trusted yang berarti mendalam dan terpercaya dalam bahasa Indonesia.

Selain memberikan jasa pemberitaan yang dilaporkan oleh wartawan yang bekerja di vivanews, situs ini juga menerima informasi dari pembaca VIVAnews yang berminat melaporkan berita yang mereka anggap penting melalui fitur U-Report. Situs ini juga dibuat untuk dapat diakses melalui telepon seluler, komputer tablet, dan PDA.


Referensi: http://mustafadroid.blogspot.com/2012/03/sejarah-vivanews.html
                   http://id.wikipedia.org/wiki/VIVA.co.id

Minggu, 23 Februari 2014

Independensi dan Kebebasan Pers
Independensi Pers

Independensi adalah suatu keadaan atau posisi dimana kita tidak terikat dengan pihak manapun. Artinya keberadaan kita adalah mandiri. tidak mengusung kepentingan pihak tertentu atau organisasi tertentu. Dalam ruang lingkup pers, itu berarti pers tidak terikat pihak manapun, dan bebas memberitakan apa saja untuk kepentingan publik.

Mengutip dari perkataan Ketua Dewan Pers Bagir Manan, Rabu 26 Juni 2013, menyatakan semua insan pers harus menjunjung tinggi prinsip independensi. Namun independensi itu bukan berarti sebuah media tidak boleh bersikap.

Independen tidak sama dengan netral atau berdiam diri. Independen dalam demokrasi berarti bebas memilih, setiap media berhak memilih kebijakan dalam pemberitaannya.

Media juga berhak bersimpati dengan aliran politik tertentu. Hanya saja, yang harus jadi pegangan adalah pers merupakan lembaga yang bekerja untuk kebaikan masyarakat. Media harus menjelaskan kepada rakyat apabila mempunyai kecenderungan politik tertentu.

Media dilarang bersikap netral. Alasannya, media punya kewajiban mengajak rakyat untuk memilih pemimpin atau calon presiden yang terbaik. Kalau netral artinya kita tidak bertanggungjawab.

Media juga harus menyampaikan kepada masyarakat tentang bagaimana seharusnya hasil pemilu yang akan datang. Karena kita harus mencari pemimpin yang betul-betul ingin membawa rakyat ke tempat yang lebih baik. Jika sudah begitu, artinya tidak netral lagi karena kita harus berpihak, tapi berpihak demi publik.

***

Kebebasan pers adalah hak yang diberikan oleh konstitusional atau perlindungan hukum yang berkaitan dengan media dan bahan-bahan yang dipublikasikan seperti menyebar luaskan, pencetakan dan penerbitkan surat kabar, majalah, buku atau dalam material lainnya tanpa adanya campur tangan atau perlakuan sensor dari pemerintah.

Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers pasal 4 di dalam ayat 1 disebutkan bahwa kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara, ayat kedua bahwa terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran, ayat ketiga bahwa untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi dan ayat keempat bahwa dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan mempunyai Hak Tolak bahkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 disebutkan antara lain dalam pasal 28F bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.



DIkutip dari:

Sabtu, 22 Februari 2014



MENGAPA CALON JURNALIS ONLINE HARUS BLOGING?
Berbagai macam media sosial telah tumbuh di era modern ini. sebagian orang telah memanfaatkannya dengan benar, dan ada sebagian orang menyalahgunakannya dengan berbagai kepentingan pribadi. Salah satu hal yang paling positif dalam media sosial adalah media online atau situs atau portal berita online.

Sebagai seorang jurnalis di era modern, para jurnalis harus menguasai media online, salah satunya dengan "bloging", dengan kata lain memberitakan suatu peristiwa dengan memasukannya ke dalam blog pribadi yang bisa dilihat oleh semua orang.

Banyak manfaat bila seorang jurnalis mempost berita yang ditulisnya ke dalam blog pribadi yang dimilikinya. Salah satu diantaranya adalah, berita yang disampaikan akan bersifat aktual, itu berarti ketika seorang jurnalis menulis berita dan mempostkannya ke dalam blog, maka seketika itu juga akan dimuat dan dapat dilihat oleh semua orang.

Pada dasarnya bloging seorang jurnalis adalah langkah awal menuju gerbang media pemberitaan online yang cepat, aktual, dan tidak terbatas. Oleh karena itu dengan mengawali menulis berita di blog,  akan membuat seorang jurnalis menjadi terbiasa dengan tekanan deadline berita dan mampu mengantisipasinya dengan baik.

Oleh: Dea Kuswangga

Jumat, 21 Februari 2014

TEORI-TEORI KOMUNIKASI
Teori Difusi Inovasi


”Proses sosial yang mengomunikasikan informasi tentang ide baru yang dipandang secara subjektif. Makna inovasi dengan demikian perlahan-lahan dikembangkan melalui sebuah proses konstruksi sosial.”

”inovasi yang dipandang oleh penerima sebagai inovasi yang mempunyai manfaat relatif, kesesuaian, kemampuan untuk dicoba, kemampuan dapat dilihat yang jauh lebih besar, dan tingkat kerumitan yang lebih rendahakan lebih cepat diadopsi daripada inovasi-inovasi lainnya.”

Difusi merupakan suatu jenis khusus komunikasi yang berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan sebagai ide baru. Komunikasi didefinisikan sebagai proses dimana para pelakunya menciptakan informasi dan saling bertukar informasi untuk mencapai pengertian bersama.

Ardianto, Elvinaro & Erdinaya, Lukiati Komala. Komunikasi massa : Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.

Teori Media Kritis

Teori kritis melihat bahwa media tidak lepas kepentingan, terutama sarat kepentingan kaum pemilik modal, negara atau kelompok yang menindas lainnya. Dalam artian ini, media menjadi alat dominasi dan hegemoni masyarakat. Konsekuensi logisnya adalah realitas yang dihasilkan oleh media bersifat pada dirinya bias atau terdistorsi.

Teori media kritis berangkat dari cara melihat realitas dengan mengasumsikan bahwa selalu saja ada struktur sosial yang tidak adil. Teori media kritis berhubungan dengan berbagai topik yang relevan, termasuk bahasa, struktur organisasi, hubungan interpersonal, dan media. Komunikasi itu sendiri menurut perspektif kritis merupakan suatu hasil dari tekanan (tension) antara kreativitas individu dalam memberi kerangka pada pesan dan kendala-kendala sosial terhadap kreativitas tersebut.

Menurut perspektif teori ini, media tidak boleh hanya memberikan fakta atau kejadian yang justru memperkuat status quo. Media harus mengkritisi setiap ketidakadilan yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini, media tidak boleh tunduk pada pemilik modal yang kadang ikut menhegemoni isi medianya.

Bagi para wartawan ketika dihadapakan pada fakta di lapangan, ia tidak hanya mendasarkan informasi-informasi resmi dari pemerintah. Yang justru di tuntut adalah ia melakukan investigasi mendalam sebab akibat munculnya ketidakadilan itu beserta dampak yang ditimbulkannya.dalam hal ini, keterangan resmi pemerintah sering kali mengukuhkan status quo. Media massa tidak mendukung status quo (pihak yang berkuasa), dan ini yang menjadi tujuan teori kritis media.

Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Rajawali Pers, Jakarta, 2007

Teori Determenisme Teknologi


Ide dasar teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain. Misalnya dari masyarakat suku yang belum mengenal huruf menuju masyarakat yang memakai peralatan komunikasi cetak, ke masyarakat yang memakai peralatan komunikasi elektronik.

McLuhan berpikir bahwa budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita berkomunikasi. Paling tidak, ada beberapa tahapan yang layak disimak. Pertama, penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya. Kedua, perubahan di dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan manusia. Ketiga, sebagaimana yang dikatakan McLuhan bahwa “Kita membentuk peralatan untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan itu akhirnya membentuk atau mempengaruhi kehidupan kita sendiri”.



Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Rajawali Pers, Jakarta, 2007
AMAZING YOU - ABDUL AND THE  COFFEE THEORY
[into] C F C G 

 C               F 
amazing you, kau membuat  
   C        F 
ku percaya akan cinta  
       Em         Dm       G   C F 
yang telah lama hilang di hatiku 

 C                F 
amazing you, kau membuat  
   C         F 
ku terpana saat kamu  
    Em        Dm    G   C 
menerima diriku apa adanya 

[chorus] 
      F               Em 
kau buat aku jatuh cinta 
      F               Em 
kau buat diriku bahagia 
      F               Em 
kau buat diriku sempurna 
   Dm      G         
hanya kamu amazing you 

[int] C F C G 

 C                F 
amazing you, kau membuat  
   C         F 
ku terpana saat kamu  
    Em        Dm    G   C 
menerima diriku apa adanya 

[chorus] 
      F               Em 
kau buat aku jatuh cinta 
      F               Em 
kau buat diriku bahagia 
      F               Em 
kau buat diriku sempurna 
   Dm      G        C 
hanya kamu amazing you 

tak ada lagi yang bisa 
     Am 
pisahkan kita saat bersama 
semua karena dirimu 
           Am          Gm  C 
yang mampu begitu oh yeah 


[chorus] 
      F               Em 
kau buat aku jatuh cinta 
      F               C 
kau buat diriku bahagia 
      F               Em 
kau buat diriku sempurna 
   Dm      G    
hanya kamu  

      F               Em 
kau buat aku jatuh cinta 
      F               C 
kau buat diriku bahagia 
      F               Em 
kau buat diriku sempurna 
   Dm      G    
hanya kamu... sempurna 
   Dm      G        C  F 
hanya kamu amazing you 
         C  F 
amazing you 
         C 
amazing you
SEJARAH SINGKAT PERS DUNIA DAN INDONESIA
Banyak orang yang mengatakan bahwa pers sudah ada sejak lama. Cikal bakalnya muncul sejak zaman Romawi Kuno (59 SM). Sejumlah catatan sejarah menyebutnya sebagai Acta Diurna, semacam jurnal yang beritanya masih ditulis tangan alias tak dicetak.

Sekalipun cikal bakalnya ada di Romawi, koran edisi cetak sendiri ternyata tak muncul di sana untuk kali pertama. Koran edisi cetak pertama justru dikenal di Cina, bernama Di Bao (Ti Bao) yang terbit sekitar tahun 700-an. Tentu, jangan pernah membayangkan bahwa koran itu terlihat bagus seperti yang kita lihat setiap hari sekarang, sebab Di Bao dicetak dengan menggunakan balok kayu yang dipahat. Hurufnya aksara Cina. Ahli sejarah sepakat bahwa Di Bao adalah koran pertama di dunia yang sudah dicetak.

Selain hurufnya yang masih kasar, bentuk koran zaman dulu juga juga tak seperti sekarang yang terdiri atas berlembar-lembar halaman. Bentuk koran pada zaman dulu masih sangat sederhana, masih berupa lembaran berita atau disebut newssheet.

Dari sisi isi, juga lebih banyak berkaitan dengan dunia bisnis para banker serta pedagang dari Eropa. Termasuk koran berikutnya, Notize Scritte yang terbit di Venesia, Italia. Saat itu, koran lembaran ini biasanya banyak dipasang di tempat umum. Namun, untuk membacanya warga harus membayar 1 gazzeta. 

Dari sanalah, konon, muncul istilah gazette yang dalam perkembangannya diartikan sebagai koran.
Era kebangkitan koran lantas terjadi menyusul penemuan mesin cetak oleh Johan Gutenbergh pada pertengahan abad XV. Penemuan mesin yang memudahkan proses produksi ini memicu terbitnya koran-koran di Eropa, sekalipun prosesnya tak sekaligus.

Awalnya, lembar berita yang terbit tidak teratur dan memuat cuma satu peristiwa yang saat itu sedang terjadi. Koran berkala muncul tahun 1609 dengan terbitnya mingguan Avisa Relation oder Zeitung di Jerman. Berikutnya terbit pula Frankfurter Journal (1615). Sampai kemudian lahir Leipzeiger Zeitung (1660), juga di Jerman, yang mula-mula mingguan, kemudian jadi harian. Inilah koran harian pertama di dunia.

Koran lainnya yang kemudian muncul adalah The London Gazette yang terbit di Inggris tahun 1665. Namun koran yang pertama terbit secara harian di Inggris adalah The London Daily Courant (1702), disusul The Times yang terbit sejak abad XVII dan yang pertama kali memakai sistem cetak rotasi.


 Sejarah Pers di Indonesia

Pers Indonesia dimulai Sejak dibentuknya Kantor berita ANTARA didirikan tanggal 13 Desember 1937 sebagai kantor berita perjuangan dalam rangka perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia, yang mencapai puncaknya dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
Kantor berita Antara didirikan oleh Soemanang saat usia 29 tahun, A.M. Sipahoentar saat usia 23 tahun, Adam Malik saat berusia 20 tahun dan Pandu Kartawiguna. Adam Malik pada usia 21 tahun diminta untuk mengambil alih sebagai pimpinan ANTARA, dikemudian hari Ia menjadi orang penting dalam memberitakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Karena kredibilitasnya, Adam Malik setelah menduduki jabatan semula sebagai ketua Kantor berita Antara, ia diangkat sebagai Menteri Perdagangan, Duta Besar, Menteri Utama Bidang Politik, Menteri Luar Negeri, Presiden Sidang Majelis Umum PBB, Ketua DPR/MPR dan Wakil Presiden.