Teori Difusi Inovasi
”Proses sosial yang
mengomunikasikan informasi tentang ide baru yang dipandang secara subjektif.
Makna inovasi dengan demikian perlahan-lahan dikembangkan melalui sebuah proses
konstruksi sosial.”
”inovasi yang dipandang oleh
penerima sebagai inovasi yang mempunyai manfaat relatif, kesesuaian, kemampuan
untuk dicoba, kemampuan dapat dilihat yang jauh lebih besar, dan tingkat
kerumitan yang lebih rendahakan lebih cepat diadopsi daripada inovasi-inovasi
lainnya.”
Difusi merupakan suatu jenis
khusus komunikasi yang berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan sebagai ide
baru. Komunikasi didefinisikan sebagai proses dimana para pelakunya menciptakan
informasi dan saling bertukar informasi untuk mencapai pengertian bersama.
Ardianto, Elvinaro &
Erdinaya, Lukiati Komala. Komunikasi massa : Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004.
Teori Media Kritis
Teori kritis melihat bahwa
media tidak lepas kepentingan, terutama sarat kepentingan kaum pemilik modal,
negara atau kelompok yang menindas lainnya. Dalam artian ini, media menjadi
alat dominasi dan hegemoni masyarakat. Konsekuensi logisnya adalah realitas
yang dihasilkan oleh media bersifat pada dirinya bias atau terdistorsi.
Teori media kritis berangkat dari cara melihat realitas dengan mengasumsikan
bahwa selalu saja ada struktur sosial yang tidak adil. Teori media kritis
berhubungan dengan berbagai topik yang relevan, termasuk bahasa, struktur
organisasi, hubungan interpersonal, dan media. Komunikasi itu sendiri menurut perspektif
kritis merupakan suatu hasil dari tekanan (tension) antara kreativitas individu
dalam memberi kerangka pada pesan dan kendala-kendala sosial terhadap
kreativitas tersebut.
Menurut
perspektif teori ini, media tidak boleh hanya memberikan fakta atau kejadian
yang justru memperkuat status quo. Media harus mengkritisi setiap ketidakadilan
yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini, media tidak boleh tunduk pada pemilik
modal yang kadang ikut menhegemoni isi medianya.
Bagi para wartawan ketika dihadapakan pada fakta di lapangan, ia tidak hanya
mendasarkan informasi-informasi resmi dari pemerintah. Yang justru di tuntut
adalah ia melakukan investigasi mendalam sebab akibat munculnya ketidakadilan
itu beserta dampak yang ditimbulkannya.dalam hal ini, keterangan resmi
pemerintah sering kali mengukuhkan status quo. Media
massa tidak mendukung status quo (pihak yang berkuasa), dan ini yang menjadi
tujuan teori kritis media.
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Rajawali Pers, Jakarta,
2007
Teori Determenisme Teknologi
Ide dasar teori ini adalah bahwa
perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk
pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu bagaimana
cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya
mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi
yang lain. Misalnya dari masyarakat suku yang belum mengenal huruf menuju
masyarakat yang memakai peralatan komunikasi cetak, ke masyarakat yang memakai
peralatan komunikasi elektronik.
McLuhan berpikir bahwa budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita
berkomunikasi. Paling tidak, ada beberapa tahapan yang layak disimak. Pertama,
penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya. Kedua,
perubahan di dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan manusia.
Ketiga, sebagaimana yang dikatakan McLuhan bahwa “Kita membentuk peralatan
untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan untuk berkomunikasi yang kita
gunakan itu akhirnya membentuk atau mempengaruhi kehidupan kita sendiri”.
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Rajawali Pers, Jakarta,
2007
0 komentar:
Posting Komentar